Kamis, 06 Juni 2013

Love in Hatred Part One


Hidup!!!!!!!! Terkadang senang,,,,,terkadang sangat menyayat hati, kehidupan tidak dapat menjanjikan kita sebuah kesenangan. Kehidupan juga tidak berhak pula merebut  kebahagian. Hidup itu ada 2 jalan itulah yang biasa dikatakan orang, satu adalah kebahagian dan satunya lagi kesedihan, semua itu tergantung kepada takdir tangan kita. Beruntunglah seseorang yang mendapatkan kebahagian di masa depannya, akan tetapi, jangan pernah menyalakan takdir atas kesedihan yang menimpa kita. Walaupun hari....hari yang dilalui begitu berat, dengan air matapun kita tidak dapat meredakannya, siapa yang tahu di balik kesedihan itu akan ada kebahagian yang menanti. KARENA HIDUP ITU MISTERI...........................................................

“ I love you, mom!” Kean mengecup pipi mamanya sebelum beranjak ke ranjangnya. Kegiatan rutin sebelum tidur setiap malam.
Raina memberikan pelukan hangat kepada anaknya yang berumur 5 tahun “ I love you, sayang!!”
Kean meringkuk kedalam selimut mencoba menutup mata, belaian tangan Raina di kepalanya membuat mata Kean mulai terlelap. Raina sangat menyukai hal ini, membelai Kean, mengecup dahinya sebelum tidur, mengucapkan kata sayang kepada anak semata wayangnya dapat menghilangkan rasa lelah dan penat Raina karena seharian bekerja, dengan adanya Kean dalam hidupnya Raina tidak merasa kesepian. Kean adalah motivasinya untuk bertahan hidup di dunia yang keras ini. Kehidupan kelam masa lalu Raina hampir membuat dia menyerah dan ingin mengakhiri hidupnya sendiri. Ketika Raina meyadari didalam tubuhnya ada 1 nyawa lagi yang butuh perhatian. Raina mengubur dalam rencana itu. Walaupun kehadiran Kean sangat tidak diinginkan Raina, namun Raina menyadari ini bukan kesalah Kean, dan Raina tidak berhak merenggut paksa hidup Kean.
Flashback 5 tahun yang lalu...................................................................
“ Bibi!!!!” Raina mengikuti kemana bibinya pergi
“ Bibi lagi sibuk, sayang” sahut Astrid sambil melayani para pelanggannya.
“ Please!! Hari itu sangat berarti  buat Raina, Raina mau semua keluarga datang dan berkumpul “
Seperti yang Raina lihat Astrid berusaha untuk tidak mendengarkan Raina. Dia pura- pura sibuk mengatar makanan untuk setiapa meja. Padahal hal seperti itu bisa dilakukan oleh para pekerjanya. Namun, karena Raina selalu merorongnya dia sengaja mencari kesibukan.
“ Raina yakin bibi nggak sayang lagi ama Raina, iya kan!” Raina tidak berputus asa untuk membujuk bibinya yang memang terkenal keras kepala
“ Sayang, kamu kan tahu alasan bibi nggak bisa datang....sebagai gantinya bibi beri hadiah bulan madu disini,bagaimana?
“ Nggak mau,,,,udah bosan biiii. Raina mau bibi datang...titik”
“ Bibi kan lagi perang dingin sama mama kamu, apa kamu mau di saat resepsi pernikahan kamu terjadi perang dunia dan menghancurkan semuanya?”

‘huh!!!!” Raina menghembuskan nafas berat, bagaimanapun juga dia harus bisa meluluhkan hati bibinya yang satu ini, apapun caranya sekalipun dia harus menyeret bibi kesayangannnya ini. Bibi yang selalu mencurahkan hatinya, merawat Raina ketika masih di Indonesia, keberadaan bibi Astrid di Singapore tidak lain karena melarikan diri dari keluarga di Indonesia. Kesalah pahaman yang terjadi antara dia dan mama Raina membuat Astrid memilih untuk tidak berada di Indonesia, dengan berbekal uang tabungan di Bank Astrid membuka usaha restaurant di sini.
Raina masih berkutat dengan pemikirannya untuk merancanakan hal gila agar bibinya mau dibujuk, mungkin dengan cara berpura- pura tidak mau pulang ke Indonesia sebelum bibi Astrid mengabulkan permintaannya. Raina mencari- cari keberadaan Astrid, Raina tersenyum simpul melihat foto dirinya dan bibinya yang lumayan besar, bahkan sangat menarik perhatian seluruh pelanggan karena sedikit mencolok.
“ ingat nak kamu bakalan nikah jangan melirik ama yang lain, kasian Ares” goda bibinya melihat Raina menatap lelaki asing yang berkutat dengan notebooknya.
Raina memutar bola matanya “ Raina bukannya lihat dia bibi,,,,tuh foto norak banget sangat memalukan” Raina menunjuk kearah gambar mereka berdua
Bibi Astrid tersenyum menawan tampak gurat kasih sayang di wajahnya untu Raina.
“ Itu tandanya bibi sangat sayang dengan kamu”
“ya !!! kalua bibi emang sayang, lalu kenapa nggak mengahpus sedikit ego bibi untuk hadir di pernikahan Raina, ayo!!!”
“Ok, bibi akan beprikir, tapi jangan memaksa seperti itu. Ingat kamu udah mau nikah, sudah akan menjadi istri dan cepat atau lambat kamu akan menjdi seorang ibu. Hilangkan sikap ego kamu dan sikap kekanak- kanakan itu. Main paksa orang!!!!”  Astrid membesarkan matanya berpura-pura marah
Raina tersenyum manja, langsung memeluk Astrid.
“Terima kasih bibi, nah!!! Karena bibi berjanji untuk datang ke  acara pernikahan Raina, hari ini Raina bakalan bantu bibi untuk melayani semua pelanggan bibi, ok!!!” Raina mengambil paksa nampan yang berisi semua pesanan para pengunjung reataurant
“Nah! Ini untuk meja berapa?”
“Untuk si bule ganteng yang di ujung sana, lelaki asing yang kamu tatap dengan takjub tadi” goda Astrid.
Raina memutar bola matanya “Raina bukan menatap lelaki itu,tapi foto kita yang kebetulan di atas kepala dia”
“ Sebagai informasi” goda Astrid “Namanya Stefan, dia yang mempunyai gedung ini, dan kantornya cukup dekat dari sini, pengusaha”bisik Astrid (penekanan dalam kata pengusaha)
Raina melotot “ Raina sudah punya Ares,bi.”
Raina meninggalkan Astrid yang menggoda Raina, dia menghampiri lelaki asing yang duduk dengan tenang, sibuk di depan notebooknya, begitu banyak lembaran kertas terbentang di meja.
Seseorang dari arah belakang mendorong Raina, semua makanan dan minuman yang ada di pelukan Raina terjatuh, berserakan di depan lelaki asing itu. Berkas-berkas, bahkan notebook lelaki itu tidak lepas dari korban minuman dan makanan yang berserakan. Spontan lelaki itu berdiri menatap mejanya dan sesekali menatap Raina bergantian.
Raina berdiri diam tidak bisa bicara, dia yakin lelaki asing ini akan marah besar, karena menghancurkan pekerjaannya.
“Sor!!”
Kata maaf dari mulut Raina terhenti ketika lelaki itu menyuarakan sumpah serapahnya dalam bahasa inggris. Mendengar itu Raina yang berusaha untuk minta maaf membatalkan niatnya. Lelaki asing itu menatapa garang kearah Raina.

WARNING (Anggap saja tulisan yang bercetak tebal itu bahasa inggris)
Kau buta, nona. Kau telah menghancurkan semua pekerjaannku, kau pegawai baru disini, ya!!. Jika seandainya kau tidak sanggup untuk bekerja lebih baik kau berhenti saja. Pekerjaan ringan seperti ini dengan sangat mudahnya kau ceroboh”
Lelaki itu menatap rendah Raina “Wajahmu cantik, kalau pekerjaan ini tidak cocok untukmu” lelaki itu menelusuri seluruh tubuh Raina
Lebih baik kau gunakan tubuhmu itu untuk dapat menghidupimu”
Kurang ajar bathin Raina, beraninya lelaki ini menganggap rendah di. Astrid yang melihat ketegangan itu langsung minta maaf
“ Maafkan kami, tuan”
Raina merenggut bibinya agar menghadap kearah Raina.
“Bibi tidak perlu minta maaf kepada lelaki ini, dia tidak perlu dihargai:
Raina balik menghadap lelaki itu “Dengar tuan, kau pikir kau siapa yang seenaknya menghina saya!! Lihat tampilanmu sungguh berkelas, seperti orang terhormat, tapi mulut dan kata-katamu itu sangat kampungan dan rendahan. Kau tidak lebh terhormat daripada seorang pengemis di jalanan. Dasr kampungan”
“ Tolong tutup mulutmu,lihat dirimu hal yang semudah ini tidak dapat kau kerjakan denga rapi, ya suda!!! Jual dirimu, pekerjaan itu sangat mudah untukmu dan akan menghasilkan uang yang banyak dan kau tidak perlu lelah bekerja jadi pelayan.”
Plakkkkkk!!!!!!!!
Sebuah tamparan mendarat di pipi lelaki asing itu, bukan sebuah tamparan saja yang didapatnya tapi Raina melemparkan minuman kewajahnya serta menumpahkan saus sambal di notebook dan kertas lelaki itu.
Maaf tuan Stefan, maafkan kami” lagi lagi Astrid mengharap makluman dari Stefan
Stefan membersihkan wajahnya yang basah, menatap garang kearah Raina. Wajahnya Stefan merah karena malu, semua pengunjung di sana menatap mereka tidak percaya. Tatapan para pengun jung membuat malu Stefan.
Stefan merenggut keras lengan Raina “ Kau akan menyesal telah melakukan hal ini, kau tidak tahu berhadapan dengan Siapa? Akan kubalas semua ini, lihat saja” Ancam Stefan.
Raina tersenyum miring “ Kau pikir aku takut padamu, dasar bajimgan!!!”
Stefan melepaskan Raina, setelah mengumpulkan semuanya dengan marah Stefan pergi dari Restaurant itu.
***************************************************************








1 komentar:

  1. Adiiiiiiiiiiiiiiiikkkkkkkkkkkkkkkkkk...... ma lanjutannyo ko ???

    BalasHapus